Israel Curi 30 000 Buku Islam Palestin

http://www.alsofwah.or.id/images/ajay-1-281210-ok.jpg
AMSTERDAM–Pembikin filem warga Belanda, Benny Brunner, segera melnerbitkan filem dokumenteri terbarunya yang berkisah tentang penjarahan buku-buku milik cendekiawan Palestin oleh tentara Israel dalam Perang Arab-Israel 1948.

Menurut Brunner, dianggarkan terdapat lebih 30 ribu buku dan naskah dalam bahasa Arab, termasuk yang langka dan mahal, yang dijarah oleh tentera Israel. Naskah-naskah tersebut kemudiannya dijadikan koleksi Perpustakaan Nasional Israel.
“Perpustakaan Nasional Israel “mengumpulkan” buku-buku ini dari pelbagai perpustakaan peribadi rakyat Palestin yang kabur karena diusir dari rumah mereka pada tahun 1948,” kata Brunner, Selasa (27/12).
Menurut Brunner, karyawan Perpustakaan Nasional behubungan dengan tentera Israel. Mereka masuk ke dalam rumah-rumah rakyat Palestin yang sudah dikosongkan secara paksa. Menurut Benny lagi, buku-buku itu juga ada yang sudah sudah dijarah ketika pertempuran masih belum reda.

Brunner ketika ini dalam proses menghubungi para cendekiawan Palestin yang merupakan pemilik buku-buku tersebut. Salah satu saksi, yang sudah dihubunginya ialah Nasser Eldin Al Nashashibi, seorang keturunan cendekiawan Arab terkemuka di Yerusalem.

Ketika perperangan pada tahun 1948, Nasser ketika itu baru berusia 20 tahun. Jelasnya, “Buku-buku kami dicuri dari rumah ini. Orang-orang Yahudi menjarahnya. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.”

Aziz Shehadah, seorang pengacara Arab-Israel dari Nazareth yang sempat bertugas di Perpustakaan Nasional Israel mengakui tentang penjarahan ini. Ketika tahun 1960-an, Shehadah sempat melihat sejumlah buku langka berbahasa Arab Kuno tentang Islam. “Semua orang juga tahu, buku-buku itu berasal dari kota Arab, ada beberapa lagi yang masih dalam karung.”

Seorang sumber Brunner menambahkan, memang terdapat karyawan perpustakaan yang bertugas menghapus nama pemilik orang Arab dari sebahagian besar buku yang ada. “Ini menjelaskan mengapa hanya 6000 buah buku yang disebut sebagai hak milik yang diabaikan, padahal pada dokumen asli tertera sebanyak 30 ribu buku,” katanya

Tuduhan penjarahan ini dibantah oleh Perpustakaan Nasional Israel. Oren Weiberg, jurubicara Perpustakaan Nasional menyatakan bahawa lembaganya hanya mengelola buku-buku atas nama Dinas Hak Milik Yang Diabaikan di bawah Kementerian Kewangan Israel.

Pejabat Kementerian Kewangan Israel juga mengdakwa buku-buku di Perpustakaan Nasional Israel bukanlah buku jarahan. Mereka mengatakan pada tahun 1948, mereka bekerja sama dengan Universiti Haifa untuk mengumpulkan buku dari pihak ketiga. “Pemilik asli buku-buku ini, demikian tertera dalam reaksi tertulis Kementerian Kewangan Israel, tidaklah diketahui,” demikian pernyataan Kementerian Kewangan.

Tidak terhenti di situ, Brunner bertemu dengan seorang warga Israel yang pada tahun 1960-an pernah membeli buku terpakai di Perpustakaan Nasional Israel. Lucunya, buku terpakai itu ternyata milik koleksi sieorang warga Israel, yang kebetulan orang Palestin.
“Jika ada buku-buku yang tidak menarik bagi perpustakaan, seperti buku pelajaran sekolah, maka buku itu akan mereka jual. Bayangkan saja menjual barang curian kepada pemilik barang yang dicuri itu!” kata si warga Israel.
Kalau begini, tidak hairanlah bagaimana bangsa Yahudi boleh menjadi bijak di dunia ini. Semua ilmu yang sepatutnya milik orang Islam diIsrailiyyatkan oleh Zionis. Jika kita pernah membaca artikel berkaitan Cara Yahudi Mendidik Anak, maka kita akan melihat banyakpersamaan dengan apa yang disyorkan oleh Islam. Cuma bezanya adalah pada "mendengar bacaan ayat-ayat al-Quran" bagi orang Islam dan "mendengar muzik" bagi yang Yahudi.
Related Posts :
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MacJay.Net - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger